Menyimpan banyak sisa-sisa prasejarah yang sangat berharga, dan tersebar di seluruh penjuru nusantara. salah satu situs prasejarah ini adalah Leang-leang, di Provinsi Sulawesi Selatan. Situs ini ditemukan oleh dua arkeologis, Van Heekeren dan Miss Heeren pada tahun 1950.
Mereka menemukan lukisan di dinding Pettae dan Petta Kere, di mana salah satu lukisan ini menggambarkan seekor babi yang melompat karena terkena panah di tubuhnya. Lukisan lainnya yang ditemukan menggambarkan tangan wanita. Arkeologis-arkeologis ini percaya bahwa lukisan ini telah ada sejak 5.000 tahun yang lalu, dan situs ini telah didiami oleh manusia prasejarah selama 8.000 hingga 3.000 tahun sebelum masehi.
Situs ini telah dilindungi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahun 1980an. Saat ini, situs pra sejarah yang berlokasi dekat dengan air terjun Bantimurung ini menjadi salah satu destinasi wisata dan juga bahan studi arkeologi Indonesia. Sehingga kini, Taman Pra Sejarah Leang-Leang ini memiliki dua fungsi, yaitu tempat wisata karena keindahan alam sekitarnya serta tempat riset Arkeologi, dimana banyak sekali ahli-ahli sejarah dan arkeologis datang untuk mempelajari lukisan dinding yang ada di gua ini.
Banyak arkeologis yang menyimpulkan bahwa lukisan dinding gua ini merupakan bukti dari tradisi potong-jari yang terkenal di Sulawesi. Potong-jari merupakan tradisi kuno, yang dilakukan untuk menunjukkan kesedihan atas meninggalnya seorang anggota keluarga.
Lukisan ini didominasi warna merah tinta permanen sehingga masih terlihat jelas hingga sekarang. Disitus ini juga banyak terdapat tulang-tulang hewan yang berserakan, dan diasumsikan sebagai sisa-sisa makanan manusia pra-sejarah tersebut. Beberapa arkeologis berargumen bahwa Leang-leang dahulunya merupakan bagian dari Laut Jawa.
Di Leang-leang, banyak terdapat gua-gua dengan berbagai macam karakter dan keunikan masing-masing. Ada tiga gua yang terkenal di sini. Gua Leang Bulu Ballang, di mana dapat ditemukan moluska, porselen, dan tembikar zaman pra-sejarah.
Kemudian Leang Cabu yang merupakan tempat yang tepat bagi pencinta panjat tebing. Serta di depan Leang Cabu terdapat pemandangan indah dari hijaunya sawah milik warga sekitar, dan di Gua Leang Sampeang, terdapat lukisan orang hitam yang diasumsikan sebagai nenek moyang orang Bugis di masa pra-sejarah.
Taman Pra-Sejarah Leang-leang terletak di desa Leang-leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Leang-leang berjarak 11 kilometer dari Kota Maros, atau sekitar 1 jam perjalanan. Saat ini di Leang-leang sudah banyak penginapan dan hotel yang nyaman untuk wisatawan.
4 komentar
Astaga bang..sampai buntung begitu ya..hii
Balas@Icahbanjarmasin : iya sobat, kalau g salah cuma buat wanita yang di potong jarinya, kalau pria di iris kupingnya....
BalasJadi pengen kesitu kawan. . . Tapi nggak ada uang. Hehehe
Balas@Yuyud : seperti bonek saja sob. bondo nekat hehehehe
BalasPeraturan Berkomentar :
1. Dilarang melampirkan link aktif
2. Dilarang menampilkan link nonaktif